Minggu, 09 Mei 2010

Lorong itu. . ,

D lorong itu tmpat pertama kali ku brtemu dn9anmu. . . .
Trtawa riang saat itu kau brsama seorang temanmu
aku tertunduk tersipu malu melihatmu
ada setitik perasaan yg menelusup ke k dalam kalbu. . .
baju yg rapi, snyum simpul juga kharisma itu cirimu
aku merindukanmu sudah 9 tahun sêjak peristiwa itu tapi aku masih mengin9at jelas s0s0kmu
tadi kusempatkan melihat sekilas loron9 itu
aku in9in men9ulang mem0ri 9 tahun lalu
tp mungkin itu hanya an9an - an9an belakaku saja
aku merindukanmu. . .

Lorong itu. . ,

D lorong itu tmpat pertama kali ku brtemu dn9anmu. . . .
Trtawa riang saat itu kau brsama seorang temanmu
aku tertunduk tersipu malu melihatmu
ada setitik perasaan yg menelusup ke k dalam kalbu. . .
baju yg rapi, snyum simpul juga kharisma itu cirimu
aku merindukanmu sudah 9 tahun sêjak peristiwa itu tapi aku masih mengin9at jelas s0s0kmu
tadi kusempatkan melihat sekilas loron9 itu
aku in9in men9ulang mem0ri 9 tahun lalu
tp mungkin itu hanya an9an - an9an belakaku saja
aku merindukanmu. . .

ia. .

sore itu aku menangis di pusaranya. .
bukan menangis karna kepergiannya,
bukan pula ingin meratapi tanah yang masih merah itu
hanya ingin sedikit menengok kebelakang
cerita yang pernah terukir diantar aku dan ia yang tlah berada di sisinya
sedikit mengulang saat - saat terakhir ia berada disampingku.
awalnya ada sedikit luka yang tergores di relung yang terdalam ketika kulirik tanah merah yang basah itu. .
sakit
perih
tapi aku tahu Alloh memberikan yang terbaik atas kepergiannya
semoga ia selalu mendapat yang terbaik walau ia tlah berada dalam dekapan sang pencipta