Rabu, 19 Januari 2011

Jati diri remaja muslim yang tengah terjaga

Sobat, waktu berjalan begitu cepatnya. Entah kita sadari, apakah kita sudah mengoptimalkan waktu yang kita lalui dengan jejak – jejak prestasi atau kita masih berdiam diri dan berkeluh kesah. Tahun demi tahun berlalu namun setiap tahun kita masih dalam kondisi yang sama, tak pernah ada perubahan. Tak pernah membuahkan apapun. Coba tengok keadaan kita, masihkah kita seperti itu? Ya, kita tak pernah sadar telah menyia-nyiakan waktu kita. Jika kita lihat selama ini kita sebagai remaja muslim ssedang terjaga. Terjaga dalam tidur panjang. Masih ingatkah kalian tentang aljabar? Salah satu cabang ilmu matematika yang di pelajari ketika sekolah menengah pertama dulu. ketahuilah, alajbar ialah cendekiawan muslim yang hampir seluruh hidupnya ia abdikan untuk belajar dan akhirnya ia membuahkan hasil. Hasil yang yang dapat dari dulu hingga sekarang masih digunakan di dunia. Bayangkan amal jariyahnya? Luar biasa bukan. Sekarang sobat, sudahkah kita memanfaatkan waktu yang Allah berikan. Kita dianugrahi akal untuk berpikir. Sudahkah kita berpikir untuk memanfaatkan waktu kita dengan sebaik mungkin? sudahkah kita mengoptimalkan masa muda kita ? sudah saatnya kita bangun, bangun dari keterjaggan kita. Bangun dari tidur yang sudah melenakkan kita selama ini. Bangun untuk memahat setiap prestasi – prestasi demi meraih ridhoNya.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿٧٧﴾
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashash 77)



Prestasi dunia harus kita raih, namun sebelumnya akhirat adalah tujuan kita yang
Sebenarnya. Sholat tepat waktu, sholat sunah selalu kita kerjakan, puasa sunnah kita amalkan dan sholat malampun tak pernah ketinggalan. Hal-hal yang wajib selalu mengiringi hidup dan sunnahpun jangan sampai terlewatkan. Baru setelah menetapkan bahwa Allah sebagai landasan utama kita dalam melangkah kita menentukan target bagaimana menjadi ’the real moslem’. Bermimpilah dalam bercita-cita baru kemudian Tetapkan target yang kita inginkan untuk meraih mimpi itu. setelah itu selanjutnya usaha semaksimal mungkin yang harus kita lakukan tapi jangan lupa untuk selalu berdo’a agar Allah memberikan yang terbaik bagi kita.
’kamu dilahirkan dengan sayap, mengapa kamu lebih suka merangkak menjalani hidup?’ El Rumi mengatakannya seperti itu. Ya, tiap-tiap kita pasti mempunyai kelebihan. Allah menciptakan manusia dengan menyertakan kelebihan dan kekurangan. Tinggal bagaimana kita maengoptimalkan kelebihan sehingga mentupi kekurangan yang kita miliki.
Seandainya gagal, mungkin Allah sudah menetapkan itu yang terbaik bagi kita. Jangan pernah menyesal jika gagal terhadap sesuatu. Percayalah, Allah mungkin mempunyai rencana yang tidak pernah disangka-sangka. Dan gagal bukanlah sesuatu yang buruk dengan gagal berarti kita sudah berusaha dan tahu dimana letak kesalahan kita. Dan dikemudian hari karena kita tahu letak kesalahn kita kita tahu cara memperbaikinya. Jika kita menginginkan kesuksesan maka kita juga harus siap gagal. Tak ada kesuksesan yang datang tiba-tiba. Sukses melalui proses yang panjang dan sulit. Jangan pernah berpikir sukses dapat datang dengan sendirinya. Tahukah bagaimana kupu-kupu itu bisa menjadi begitu cantik? Apakah ia sudah terlahir memiliki sayap yang cantik dan indah? Tentu tidak, ia menjadi cantik dan indah melalui sebuah proses yang panjang dan sulit, ia yang awalnya hanya sebuah telur biasa lama kelaman telur itu terbuka dan keluarlah sebuah ulat. Nah, ketika menjadi ulat pasti kita merasa jijik melihatnya namun setelah ia berubah menjadi kupu-kupu yang cantik bukankah kita enggan untuk berpaling dari kupu-kupu itu. Akhirnya ulat itu berubah menjadi kepompong. Apakah lantas setelah ia menjadi kepompong lalu langsung berubah menjadi kupu-kupu. Mungkin, banyak dari kita yang mengira kepompong akan langsung menjadi kupu-kupu. Namun tidak demikian jika kita mencermati ketika kupu-kupu itu keluar dari kepompong. Betapa sulitnya kupu-kupu itu untuk keluar dari kepompong. Dan ia harus berusaha sendiri untuk keluar dari kepompong. Terkadang kita kasihan terhadap kepompong itu lalu membantunya. Apakah yang kita lakukan itu baik dan kita menjadi pahlawan yang menyelamatkan kupu-kupu itu? Jika hal itu kita lakukan, kita sama saja membunuh dengan perlahan kupu-kupu itu. Kupu-kupu itu akan lumpuh dan tidak bisa terbang. Bagaimana bisa? Karena proses metamorfosa kupu-kupu itu tidaklah sempurna jika kita membantunya. Berfikirlah, apakah kita masih mengandalkan orang lain untuk mencapai sesuatu? Kita sebagai generasi muda, masikah berpangku tangan dan hanya mengandalkan orang lain untuk mencapai sebuah kesuksesan. Kita tidak terlahir langsung menjadi seorang yang sukses. Ya, kita harus mencari kesuksesan kita. Ia takkan datang jika kita tak mau menjemputnya. Mulai sekarang, mari kita jemput kesuksesan kita. Jangan hanya menunggu. Kita wajib mencarinya.
Jika kita belum pernah mencoba. Jangan harap untuk bisa menghasilkan sesuatu, Jika mencoba sesuatupun kita belum mampu. Buktikan kepada dunia bahwa kita mampu. Malu, takut gagal? Atau alasan-alasan lain yang menghambat kita untuk maju. Kita hidup di era globalisasi jika kita tidak mau mencoba sesuatu yang baru dan itu bermanfaat untuk kita. Pasti kita akan terlindas oleh mereka yang mau menggunakan kesempatan mereka untuk menjadi yang tebaik.
Berbagai alasan muncul ketika dituntut untuk menjadi lebih baik. Semisal, seorang muslimah yang belum mengenakan hijab, mereka berdalih belum siap memakai jilbab, lingkungan yang tidak memadai, belum mendapat hidayah,malu atau yang lainnya. Jika sudah yakin islam adalah agama yang haq seharusnya mereka mantap untuk menutupi aurat mereka. Jangan ragu-ragu ataupun masih enggan mengurungkan untuk berjilab meskipun akan dijauhi teman-teman ataupun tidak diperbolehkan orang tua. Mereka harus percaya disetiap kesulitan yang mereka miliki Allah selalu bersama orang-orang yang beriman. Jadi apapun resikonya tidak akan mengurungkan niat untuk berjilbab.




Sebagai seorang muslim, kita wajib untuk membela agama kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونوا أَنصَارَ اللَّهِ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah. (shaaf 14)
Di dalam Alqur’an pun sudah sangat jelas diterangkan bagaimana kita diperintahkan untuk menjadi pembela agam Allah. Sudahkah kita melakukannya?
Ketika issue malaysia dan Indonesia menyeruak. Tengoklah apa yang kita lakukan? Menjadi penonton atau berusaha agar tidak terpancing dalam air keruh. Atau kita malah emosi dan memilih konfrontasi dengan Malaysia, menuduh Malaysia sebagai musuh yang harus diperangi. Ketika media massa sibuk mempertayangkan kasus HKKBP dan menuduh islam sebagai penyebabanya. Apa tindakan kita? Ketika pemerintah Israel mengobrak-abrik tanah palestina. Berpangku diri menonton penderitaan rakyat palestina atau kita belajar dengan keras agar kita dapat berprestasi untuk menciptakan atau paling tidak membuat produk yang mirip dengan buatan yahudi-yahudi itu agar bangsa ini tidak membeli produk mereka. jangan pernah ingin membela palestina jika kebutuhan hidup kita pun masih diselingi produk-produk yahudi. Atau issue aceh lebih memilih merdeka atau bergabung dengan Malaysia daripada Indonesia. Mungkin kita mengatakan aceh tidak nasionalis, dan mengatakan bahwa pembangunan sudah dilaksanakan 62 tahun tetapi mereka tidak tahu balas budi dan menginginkan mendirikan Negara sendiri atau bergabung dengan Malaysia yang notabene kita kita sedang dalam kondisi ‘panas’. tapi sudahkah kita mengerti bagaimana menderitanya rakyat aceh saat ini? Ketika mereka harus menyaksikan keluarga mereka dibunuh satu persatu karena dianggap ikut dalam gerakan separatisme belum kering air mata yang mereka teteskan Allah menguji mereka dengan bencana tsunami yang begitu dahsyatnya hingga menelan ratusan ribu jiwa. Bayangkan jika itu terjadi pada kita? Bisakah kita berbesar hati untuk menerima semuanya? Prestasi bukanlah diukur dari setinggi apa prestasi kita, bukan pula berapa banyak sanjungan ataupun pujian yang kita dapatkan karena telah berjasa terhadap sesuatu. Tapi bagaimana sikap kita menghaapi masalah. Bagaimana jihad kita dalam menjaga agama Allah, dan juga menjadi yang terbaik walaupun harus dengan berlinangan darah dan air mata. Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? Masih berpangku tangan atau mulai menjadi yang terbaik untuk agama dan untuk tanah air kita tentunya. Itu pilihan kita.
Man jadda wa jadda, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapat. Bahkan nabi muhammad salaAllahu ’alahi wassalampun bersabda yang demikian agar kita selalu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu dan yakin kepada Allah bahwa ia akan memberikan yang terbaik. InsyaAllah apapun yang kita kerjakan pasti akan mendapat ridhonya. Selalu yakin pada Allah dan bersungguh-sungguh is the key to reach successful. Jika kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan, mungkin belum sekarang Allah memberikannya. bisa juga lima, sepuluh atau bahkan tiga puluh tahun kemudian Allah memberikannya kepada kita.
Dalam surat al hijr ayat 56 yang berarti ibrahim berkata :
وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّآلُّونَ ﴿٥٦﴾
“dan tidak ada orang yang berputus asa dari yang rahmat tuhannya kecuali orang yang sesat.” Cobalah menjadi seseorang yang tuli, tuli ketika banyak komentar yang tidak membangun dan ingin menjatuhkan kita. cobalah menjadi seorang yang buta ketika melihat maksiat berlalu lalang dihadapan kita. dan berusaha bangkit ketika kegagalan bertubi-tubi menimpa kita. mencoba menjadi seorang yang bisu pun tak masalah daripada kita hanya menghabiskan kata-kata untuk sesuatu yang tidaka berguna.
Langkah yang tlah kokoh untuk membuahkan prestasi kadang tersandung kerikil kecil bernama ’cinta’. Cinta kepada lawan jenis yang banyak menimpa kita para remaja yang sedang berusaha mencari jati diri. cinta yang seharusnya hanya kita tujukan kepada sang khaliq. Cinta yang seharusnya menjadi penguat tali persaudaraan sesama muslim. Banyak sekali contoh remaja seperti kita terjebak karena terjerumus masalah sepele seperti ’cinta’. Untuk itu sobat, kita harus pandai-pandai memanage hati kita agar tidak mudah terjabak dengan persoalan-persoalan seperti diatas.




Ada beberapa tips yang mungkin bermanfaat dibawah ini yang mungkin daoat membantu kita agar kita dapat menjadi remaja muslim yang berpretasi luar dan dalam, yakni:
Budayakan 4 m
 Malu (الْحَيَاءُ), jika kita tidak berprestasi baik prestasi untuk ukhrawi maupun duniawi. Malu jika berbuat dosa, malu jika menuruti hawa nafsu dan malu-malu yang lain yang menjadikan hidup kita lebih baik.
 Mulai dari diri sendiri (اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ ), mulai dari diri kita. Mulai membiasakan kebiasaan baik, menyedikitkan waktu tidur. Mulai mengasah kemampuan dan lain sebagainya
 Mulai dari hal yang kecil ( اِبْدَأْ بِالصَّغِيْرِ), mulai teratur dalam kehidupan. Menempatkan sesuatu sesuai tempatnya, tentunya kita tahu apa yang terbaik yang mesti kita lakukan.
 Mulai dari saat ini ( اِبْدَأِ الْيَوْمَ), mulai saat ini berubah. Ubah cara berpikir kita, buang sifat malas dalam diri kita.
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra`d 11)
Dan sekarang, ayo para pemuda! Maksimalkan apa yang ada dalam diri kita. Jauhkan penghalang-penghalang yang kita miliki. Tunjukkan pada dunia bahwa islam adalah agama yang haq. Tunjukkan prestasi para remaja islam. Jangan tunda esok hari untuk berubah. Jangan berpangku tangan jika kita ingin sukses. Dan yang terpenting selalu memohon ridho Allah agar selalu diberi kemudahan. Semangat, ALLAHHU AKBAR!! By:
Fachrunissa nur hayati

nb : ini pernah dilombakan dalam salah satu ajang kepenulisan sayangnya kalah, namun semua itu tidaklah penting yang terpenting adalah bagaimana kita mengaplikasikannya dalam kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar