Kamis, 11 Juli 2013

Namanya Arif

“You are good. But it is not enough just to be good. You must be good for something. You must contribute good to the world. The world must be a better place for your presence. And the good that is in you must be spread to others....” ― Gordon B. Hinckley
 Selama ini saya sering memperdebatkan sesuatu dengan kakak saya. Beradu argumen panjang lebar, namun pada akhirnya biasanya kami sepaham. Tapi kali ini saya benar-benar merasa kalah telak olehnya. Tak biasanya si kakak menaruh simpatik terhadap orang lain, terlebih ia lebih muda dan menurut saya sedikit angkuh (maaf ya^).  Saya mengenalnya beberapa bulan yang lalu, meskipun rumah kami tak terlalu jauh tapi saya baru mengenalnya ketika mengerjakan sebuah project bersama. Usianya tak terlampau jauh dengan saya. Meski begitu pemikiran kami begitu berbeda. Diusianya yang masih tergolong muda, ia sudah matang, berwibawa, santun, cerdas, dan yang lebih penting ia berani menentukan sikap. Sebenarnya terkadang saya protes terhadap si kakak ketika ia dipuji dan dibanding-bandingkan dengan saya, tapi dalam hati saya memang mengiyakan bahwa ia layak dipuji. Seperti hari ini ketika ia hanya sedikit membantu ketika kami sedang mengerjakan event, ia sama sekali tak menampakkan batang hidung dan hanya sesekali membantu di sore hari. Banyak rekan  se-tim yang mencari kehadirannya, banyak juga yang memprotes ketika ia tak hadir di gladi bersih, banyak orang yang menyayangkan sikapnya yang sepertinya sudah mulai berubah. Saya pun mengutarakannya dengan kakak tentang sikapnya belakangan ini. Alih-alih mendapat dukungan saya pun semakin tersudut oleh jawaban yang kakak saya kemukakan. Begitulah seharusnya pemimpin, berani menentukan sikap. Tak hanya mau disuruh-suruh dan tau prioritas mana yang harus ia dahulukan. Sekali lagi saya menelan ludah, kakak saya memang benar. Sekali lagi saya kalah, sangat kalah darinya. Dan itu kadang membuat saya iri terhadapnya. Terus terang ketika dibanding-bandingkan dengannya saya minder, bukan karena apa-apa tapi ia punya visi misi yang jelas dalam hidupnya. Meskipun saya juga memiliki mimpi, saya tak setangguh ia dalam mencapai mimpi-mimpi. Terlebih ia memiliki kontrol emosi yang bagus, sesuatu yang tak saya miliki. Namun dengan semua itu membuat saya lebih belajar lagi, dan mau berusaha keras untuk belajar menata sikap dan perilaku dan untuk mencapai semua mimpi-mimpi yang saya miliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar