“Assalamu’alaikum”
beliau membuka kelas siang di siang terik. Seualas senyum tersungging di
wajahnya. Nur Fatkhiyah hidayati nama guru yang tak pernah lelah memberi
sejumput semangat untuk murid-muridnya walaupun ia tahu bahwa kami sudah lelah
setelah sekian jam berkutat dengan buka ditambah dengan jam tambahan yang
membuat kami luar biasa lelah. namun, dengan semangat yang ia kobarkan. Kami
pun ikut terpacu. Hari ini kami belajar tentang cacat dan penyakit menurun yang
terangkai dengan autosom. Ia awali dengan penyakit Albino ingatanku
melayang-layang jauh menembus awan mengingat terkadang ketika pulang ke rumah
di sudut boyolali perbatasan antar boyolali, klaten dan solo dengan naik bus
solo-jogja bus yang sopirnya membuat jantungan penumpangnya. Aku sering sekali
melirik penampilannya atau mungkin sesuatu yang tidak normal pada laki-laki.
Kitidak normalan tersebut ialah karena ia tak berpigmen atau biasa disebut
Albino. Bu fath melanjutkan bahwa orang yang tidak mempunyai pigmen kulit jika
terkena terik matahri permukaan kulitnya serasa ditusuk-tusuk. Wah berarti
kasihan sekali ia batinku.
Penyakit yang kedua ialah thalasemia pikiranku
langsung tertuju pada seorang penulis kenamaan yang telah menerbitkan lebih
dari 60 buku yakni, pipiet senja. Penyakit lethal dominan (gen yang dalam
keadaan homozigot dapat menimbulakan kematian) ini terbagi dua mayor dan minor.
Bahakan bagi penderita thalasemia mayor
dapat mengakibatkan kematian. Walaupun pada penderita minor jika tidak diobati
juga mengakibatkan kematian.
Penyakit-
penyakit lainnya ialah,anemi sel sabit, cystinuria (batu ginjal) brachydactily
(jari pendek), polidaktili (jari-jari banyak),sindaktili (jari-jari menyatu).
Gangguan mental FKU (fenil keton uria), diabetes mellitus.
Penyakit
polidaktili membuatku teringat tetanggaku yang sudah meninggal. Mbah punjul
biasa ia disebut nama itu diberikan orang tuanya karena ia memiliki jari-jari
yang lebih. Sedangkan saudara-saudaranya juga memiliki nama yang hampir mirip
seperti namanya seperti genep karena jumlah jari pada setiap tangan atau
kakinya genap. Semoga Allah swt merahmatinya.
Pada saat
menjelaskan tentang gangguan mental FKU aku tergelitik untuk bertanya apakah
Autis juga disebabkan oleh cacat dan penyakit yang terangkai dalam autosom. Ia
menjawab bahwa tidak ada hubungannya. Zaman dahulu hampir tidak ada anak autis,
ia menambahkan. Namun sekarang, banyak anak yang tidak bisa berkomunikasi dua
arah atau Autis. Mungkin karena asupan gizi, pada saat kehamilan ibu yang
mengandung stress atau mungkin yang lainnya. Wa’allahualam bish showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar